Bangkinang Kota, auramedia.co – DPPKBP3A Kabupaten Kampar harapkan perempuan bisa produktif untuk membantu ekonomi keluarga. Perempuan diharapkan agar tidak hanya menggantungkan hidupnya kepada pendapatan suaminya, terlebih lagi mereka yang pendapatan suaminya masih kurang dari kebutuhan sehari-hari.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kampar, Drs. Edi afrizal, M. Si melalui Kabid Permberdayaan Perempaun, Ismulyati, SKM., MKL, (05/11/24) di Bangkinang Kota mengatakan, bahwa perpempuan Kabupaten Kampar diharapkan dapat produktif sehingga dapat membantu ekonomi keluarga. Untuk mewujudkan perempuan produktif dalam pendapatan ekonomi, DPPKBP3A Kabupaten Kampar selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan pemberdayaan perempuan.
Ismulyati mengatakan, perempuan yang mengikuti program pemberdayaan perempaun tersebut, disesuaikan dengan bakat dan minat perempaun itu. Seperti pelatihan memasak kuliner, pelatihan membuat kue, dan beberapa pelatihan lainnya. Program pemberdayaan perempuan tersebut bertujuan untuk memberikan ilmu, skil atau keahlian mereka dalam bekerja atau membuat usaha yang dapat menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga, ungkap Ismulyati.
“produktifitas perempaun dalam pendapatan ekonomi itu sangat penting dalam membantu ekonomi keluarga, terutama bagi mereka yang penghasilan suaminya tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Ismulyati.
Melalui media Ismulyati juga menghimbau kepada perempuan Kampar agar tidak ada yang terlalu menyerahkan kehidupannya kepada pendapatan suami. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Karena jika kebutuhan hidup sehari-hari selalu kurang, maka perselisihan dalam keluaraga selalu terjadi. Jika para isteri dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga, maka kebutuhan rumah tangga lebih cenderung dapat terpenuhi, ungkap Ismulyati.
Ismulyati juga menghimbau kepada peremp[auan yang bakal menjadi calon isteri untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri sebelum menikah. Terutama persiapan mental dalam menfhadapi persolaan rumah tangga. Perempauan juga diharapkan dapat mencari pasangan suami yang diyakini bisa bertanggungjawab saat menjadi kepala keluarga nanti. “Jangan asal menikah. Mental lahir dan bathin harus sudah dipersipakan. Setelah menikah harus siap menghadapi persoalan keluarga,” ungkap Ismulyati.
Ismulyati juga menghimbau kepada perempuan Kampar untuk menghindari pernikahan dini. Pernikahan dini dapat menyebabkan kemiskinan, kesehatan mental yang tidak stabil, kekerasan dalam rumah tangga hingga dapat terjadinya perceraian. Bagi anak yang menikah pada usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan fisik, seperti komplikasi pada kehamilan dan melahirkan, anemia, serta malnutrisi, ungkap Ismulyati.(Adv)