Berharap Anaknya Bisa Masuk Sekolah Negeri”Para Orang Tua Memanipulasi Nilai Rapor “

0
104

DEPOK, Auramedia.com – Sejumlah orangtua murid SMPN 19 Depok yang gagal masuk SMA negeri karena memanipulasi nilai rapor berharap anaknya bisa tetap diterima lewat jalur optimalisasi. “Ada beberapa (orangtua) juga yang masih menanyakan terkait dengan (jalur) optimalisasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok Sutarno kepada Kompas.com, Jumat (19/7/2024). Sutarno mengungkapkan, menurut mereka, kuota optimalisasi bisa menjadi opsi agar anak-anaknya dapat tetap diterima di sekolah negeri, khususnya bagi keluarga ekonomi tidak mampu (KETM).

“Sehingga ada beberapa anak yang notabene 51 (siswa) itu bisa masuk di sana ataupun siswa-siswa lain, lebih khususnya yang kurang mampu juga bisa masuk di sekolah negeri, melalui kuota yang dioptimalisasi tersebut,” ujar Sutarno. Akan tetapi, aspirasi itu masih dikaji oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris.

“Namun, dalam hal ini kan baru permintaan dari masyarakat di Kota Depok, yang tadi juga aspirasinya disampaikan ke kepala daerah,” jelas Sutarno. “Ini perkembangan baru tadi, jadi semuanya memang betul, semua kan masih dalam perkembangan terus,” tambahnya. Sebelumnya, sebanyak 51 calon peserta didik (CPD) di Kota Depok dianulir atau gagal masuk SMA Negeri karena memanipulasi nilai rapor. Hal ini diketahui berdasarkan adanya temuan ketidaksesuaian nilai di rapor fisik sekolah dengan e-Rapor yang dipegang Inspektorat Jenderal (ltjen) Kemdikbudristek.

“Pada saat dilakukan pengecekan oleh Itjen Kemdikbudristek, mereka kan yang punya e-Rapor ya. Ternyata, nilainya (di e-Rapor) tidak sama dengan nilai yang di-upload dengan buku rapor maupun buku nilai dari sekolah,” ucap Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Mochamad Ade Afriandi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/7/2024). Puluhan siswa yang dianulir ini berasal dari satu sekolah yang sama, yaitu SMPN 19 Depok dan tersebar di delapan SMA Negeri. “Kemarin di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ya kita anulir yang 51 orang ini. Dan 51 CPD tersebar di delapan sekolah di SMA Negeri di Depok,” terang Ade. Terpisah, Kepala SMPN 19 Depok Nenden Eveline Agustina mengakui insiden itu terjadi. “Ya ini memang suatu kesalahan dan kami sudah akui. Dan kami sudah ikuti prosesnya,” ucap Nenden saat ditemui Kompas.com, Rabu (17/7/2024). Nenden mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Itjen Kemdikbudristek dan siap menerima konsekuensinya. Sejauh ini, 51 murid yang dianulir itu dikonfirmasi telah diterima di sekolah swasta yang ada di Kota Depok.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/07/19/08130491