BANGKINANG KOTA, auramedia.co – Guna mewujudkan Kampar sebagai Kabupaten Kota Sehat (KKS), Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Gencar tekan angka gizi buruk. persoalan gizi merupakan persoalan mendasar dalam kesehatan seseorang. Gizi buruk atau malnutrisi merupakan kondisi serius yang terjadi ketika asupan makanan seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrisi yang didapat bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti stunting, gangguan mata, diabetes, dan penyakit jantung.

Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar gencar menekan angka Gizi Buruk di Kabupaten Kampar.
Demikiam disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dr Zulhendra Das’at melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Poppy Rahmadini, SKM, M.Si kepada awak media di ruang kerjanya, Selasa (21/2/2023). Persoalan gizi buruk menjadi perhatian serius bagi kita. Karena gizi merupakan hal terpenting dalam kesehatan masyarakat. Dan kesehatan merupakan salah satu indikator dalam mewujudkan Kabupaten Kota Sehat.
“Dengan Gizi Buruk yang terjadi di Kampar, Kami tidak melakukan pembiaran, kita sudah menjemput langsung di RSUD. Kita juga melakukan intervensi, selain itu juga melakukan tindakan lainnya terhadap anak Gizi Buruk,” kata Poppy.
Dijelaskanya, Dinkes Kampar kepada para Orang tua juga sudah memberikan edukasi serta pemahaman tentang gizi buruk kepada orang tua.
“Data anak gizi buruk tidak sama dengan data anak Stunting, indikatornya berbeda dan cara pengukurannya juga berbeda. Kita tidak pernah merubah data, jangan samakan gizi buruk dengan stunting, defenisi operasionalnya sangat berbeda,” pungkasnya.
Dikatakan Poppy, bahwa Dinkes Kampar sudah melakukan berbagai inovasi agar tidak muncul lagi anak gizi buruk baru.
“Jadi kami Dinkes sudah memetakan ibu-ibu hamil yang kekurangan energi kalori, kami minta semua puskesmas agar mengawal ibu-ibu hamil ini agar tidak melahirkan anak stunting dan gizi buruk baru,” jelas Poppy.
“Selain itu juga kami mengedukasi ibu-ibu terkait ASI eksklusif, karna dalam teori nya bayi yang diberikan ASI Eksklusif menjamin nutrisi bayi tersebut minimal selama 6 bulan,” imbuhnya lagi.
Diterangkannya, bahwa data ASI Eksklusif dikabupaten Kampar rendah, hal inilah yang juga digencarkan oleh Dinkes Kampar.
“Jadi inilah yang kita gencar-gencarkan buat, agar masyarakat ini paham bagaimana ASI eksklusif ini sangat penting,” ujarnya.
Selain intervensi-intervensi rutin lainnya, Dikatakan Poppy, Dinkes Kampar melakukan pendataan tersebut menggunakan aplikasi EJPS.
“Terbaru yang dilakukan pak kadis adalah Aplikasi EJPS namanya, Elektronik Jaring Pengaman Stunting, untuk menjaring anak anak gizi kurang, ibu-ibu hamil KeG, agar tidak menghasilakan stunting baru. Jadi didalam aplikasi tersebut, by name by adress,” terangnya.
“Orang tua sekarang lebih banyak yakin dengan susu formula daripada ASI ekslusif,” tambahnya lagi.
Diterangkannya, Kalau bayi terlahir dibawah panjang 48 cm dan beratnya dibawah 2500 gr itu sudah beresiko stunting.
“Faktor utamanya adalah kekurangan gizi terutama di 1000 pertama kehidupannya, yaitu dari dia dalam kandungan hingga usia 2 tahun, itu dikategorikan dalam fase emas,” sebutnya.
Diakhir wawancara, Poppy mengatakan bahwa Dinkes Kampar telah Mou dengan RSUD, bentuk komitmen terhadap penekanan angka stunting, Gizi Buruk serta Ibu-ibu hamil KEK.(advetorial)





















