Rumbio – “Bupati San” (Bupati Rupanya) ungkapan yang keluar dari mulut salah seorang pemuda dengan bahasa daerah (ocu) asli Kampar saat melihat sosok H. Catur Sugeng Susanto, SH melaksanakan sholat sunat Rawatib ba’da Zuhur di Mesjid Al – Furqon Kampung Tengah Desa Rumbio Kecamatan Kampar.
Pemuda yang mengungkapkan tersebut seakan merasa terkejut kalau yang sholat tersebut adalah Bupati Kabupaten Kampar. Karena pada saat sholat tersebut, Catur Sugeng tidak dikawal oleh para pengawal dan tidak dikelilingi oleh para pejabat yang biasa menyanjung dan menghormati pimpinannya secara berlebihan.
Catur Sugeng berdiri sebagaimana masyarakat biasa yang tidak mengedepankan ego dan jabatannya secara angkuh. Hampir tidak bisa dibedakan mana bupati dan mana jamaah lain dalam mesjid tersebut. Perbedaannya hanya sedikit terlihat dari pakaian yang dipakai Catur Sugeng berwarna hitam dengan selempang ciri khas pakaian kebesaran ninik mamak di negeri beradat Kabupaten Kampar.
Catur Sugeng memakai pakaian tersebut karena ingin menghadiri penobatan Fauzi Datuk Marajo ninik mamak persukuan Kampai Kenegerian Kampa di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampa.
Selain pemuda yang langsung menunaikan sholat Zuhur karena terlambat berjemaah tersebut, saya yang duduk di bagian belakang sap melihat beberapa pemuda lain saling memberikan isyarat, bahwa yang sedang sholat tersebut adalah Bupati Kampar.
Ketika keluar Mesjid Saya melihat salah seorang menghampiri Catur Sugeng Susanto. KTepada Catur seseorang tersebut memperkenalkan dirinya, bahwa dia adalah salah seorang Kepala Desa dari Kecamatan Kampar Kiri. saya melihat keduanya saling bercerita dan berdialog.
Setelah mereka bercerita, sayapun menghampiri pak Kades tersebut. kepada diriku pak Kades tersebut juga menceritakan hal apa yang disampaikannya kepada Bupati Kampar. selain menceritakan apa yang menjadi hajatnya kepada Bupati Kampar, pak kades tersebut kepada diriku mengaku kagum dengan sosok Catur Sugeng Susanto.
Pak Kades tersebut mengatakan, bahwa Catur Sugeng adalah Bupati yang sangat bersahaja dan tidak sombong. Sikap ramahnya menjadi ciri khas Catur yang membedakan dirinya dari kebanyakan pemimpin daerah. “Biasanya bupati suka cerita dalam mobil, tetapi bupati ini mau bercerita santai dengan kita walaupun berdiri”, ungkap pak Kades dengan kegembiraan.
Saat hendak menaiki mobil, saya melihat beberapa orang saling berfoto dan selfi dengan Catur Sugeng.
“majulah pak bupati, bahagiakan masyarakatmu, tebar senyum dan keramahanmu, jauhi kesombongan dan keangkuhan, Semoga negeri kita maju dan masyarakatnya sejahtera”, ungkapku dalam hati sembari menaiki mobil.(goresan hatiku, Kamis, 27/02/20)