Jakarta, auramedia.co – Jeruk Gerga sebagai salah satu komoditi buah-buahan unggul di kabupaten Lebong. Keberadaan dan asal mula penanaman jeruk Gerga di Lebong sama umurnya dengan berdirinya kabupaten Lebong pada tahun 2003.
Merunut sejarah Jeruk keprok Rimau Gerga Lebong berasal dari Israel, lewat Thailand, ditanam di Kabupaten Karo Sumut, dan kemudian dibawa dan ditanam oleh Bapak bernama Gerga di kabupaten Lebong-Bengkulu, saat itu baru tertanam 2500 pohon atau setara dengan 50 ha. Secara geografis penanaman jeruk Gerga berada di dataran tinggi antara Rimbo Penghadang dan dataran tapus yang memiliki hawa berhawa sejuk dan dingin pegunungan.

Saat ini, penanaman jeruk Gerga memiliki lahan sekitar ratusan bahkan ribuan hektar. Akan tetapi, dimiliki oleh beberapa orang, bukan milik satu orang. Secara umum, masyarakat disekitar wilayah kecamatan Rimbo Penghadang sudah banyak yang berpindah jenis tanaman dari kopi menjadi jeruk Gerga. Hal ini disebabkan, harga kopi dan masa panen setahun sekali. Sedangkan, jeruk Gerga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan bisa dipanen setiap minggu.
Adapun jenis dari Jeruk Gerga ini dengan ukuran cukup besar dan berkulit tebal. Pada awal penanaman dan panen pada masa itu, jeruk Gerga ini memiliki rasa sangat manis. Akan tetapi, saat ini seiring berjalannya waktu tidak semua jeruk Gerga yang kita beli berasa manis, terkadang dapat yang asem. Hal ini bisa saja berkurangnya kualitas dan rasa manis Jeruk Gerga, disebabkan cara bercocok tanam yang kurang pas, pemupukan atau kesuburan tanah sudah mulai tidak bagus serta kesalahan dalam cara atau waktu memanen.
Oleh karena itu, kedepan kita berharap dinas pertanian, kehutanan dan perkebunan kabupaten Lebong untuk mencoba mendorong serta memfasilitasi pelatihan dan penyuluhan para petani serta meneliti agar jeruk Gerga kembali menjadi komoditi unggulan jenis buah-buahan super. Tentu kedepannya menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan dari wilayah lain, jauh lebih penting menjadi mata pencaharian dan sumber pendapatan daerah (PAD).
Selain bisa dijadikan objek wisata, pemkab Lebong bisa mendorong berdirinya pabrik pengolahan jeruk kemasan untuk menjadi komoditi dalam negeri maupun luar negeri di sekitar lokasi perkebunan jeruk Gerga. Nantinya akan saling menguntungkan antara petani dan pengolah pabrik. Keuntungan dan kemudahan petani tidak bersusah payah untuk memasarkan, bagi pengolah pabrik tentu akan mendapatkan jeruk Gerga lebih murah dan berkualitas.
Kedepan, Pemkab Lebong semestinya membuka akses dan peluang pangsa pasar penjualan Jeruk Gerga ke wilayah lain, bahkan ekspor. Akan tetapi dengan ketentuan, komoditi yang dipasarkan adalah jeruk Gerga super dan berkualitas, sehingga bisa bersaing baik di pasaran lokal, nasional maupun internasional.
Sebagaimana kita ketahui setiap daerah harus memiliki komoditas unggulan masing-masing, seperti Malang dikenal dengan Apel, Palembang dengan duku, Berastagi dengan jeruk Medan, dan lain sebagainya. Pariwisata akan tumbuh dan berkembang seiring keberadaan komoditi unggulannya. Oleh karena itu, jeruk Gerga akan tersosialisasi dengan massif jika pariwisata di kabupaten Lebong ramai dikunjungi wisatawan. Bisa saja, jeruk Gerga sebagai salah satu oleh-oleh khas dari kabupaten Lebong.
Saat ini, bila kita melewati jalan dari Curup kabupaten Rejang Lebong menuju kabupaten Lebong. Kita akan melintasi perkebunan jeruk Gerga, secara umum penanamannya persis di sisi kanan dan kiri jalan. Tak hanya itu geliat ekonomi masyarakat terlihat tumbuh dengan menjual jeruk Gerga di depan jalan atau rumah penduduk. Artinya mata pencaharian penduduk salah satunya adalah bertanam dan menjual jeruk Gerga. Potensi seperti ini setidaknya harus dijaga dan dipantau oleh pemkab agar kualitas dan harga sebanding, untuk menghindari kerugian petani.
Program pemerintah pusat yaitu membangun Indonesia dari desa. Untuk merealisasikan program tersebut, pemerintah pusat mengucurkan dana desa sejumlah milyaran rupiah pertahun, tentu dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di desa. Selain itu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah wadah untuk pemberdayaan dan menghidupkan perekonomian di desa. Tentu akan ada uang yang beredar di desa, sehingga masyarakat desa tidak berbondong urbanisasi ke kota dengan skill atau keterampilan yang minim. Terakhir, semoga komoditas Jeruk Gerga kabupaten Lebong dapat menjadi salah satu solusi untuk peningkatan perekonomian dan mengurangi angka pengangguran di kabupaten Lebong khususnya dan provinsi Bengkulu umumnya serta mendorong dan mendukung program pemerintah Wonderful dan Visit Bengkulu.
Ditulis Oleh : Andriadi Achmad di Jakarta, Minggu, 16 Februari 2020, Bertepatan dengan acara Ken-Durian Festival di Kabupaten Lebong (makan 10.000 durian secara massal dan gratis).
Referensi:
– http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/
– Wikipedia.





















