Bangkinang Kota, Auramedia.co – Keramahan jajaran kepolisian resort Kampar sudah mulai terasa ketika pengurus DPD AGPAII Kampar memasuki pintu gerbang Mapolres Kampar (Rabu, 5 Februari 2020), bahkan beberapa polisi yang berada diruang bawah mengantar pengurus sampai ruang tunggu kantor Kapolres Kampar, di ruang tunggu ada beberapa jajaran kepolisian lainnya yang juga akan menghadap Bapak Kapolres, salah satunya Kasat Lantas Polres Kampar, namun meski beliau sudah lama berada diruang tunggu, beliau mempersilahkkan pengurus DPD AGPAII Kampar terlebih dahulu masuk ruangan Kapolres.
Setibanya di ruangan kerja Bapak Kapolres, Pengurus DPD AGPAII merasakan keramahan dan rasa kekeluargaan yang mendalam ketika Bapak Kapolres menyambut kedatangan pengurus DPD AGPAII dengan sapaan sumringah yang jauh dari kesan “menakutkan”, demikian kata Imam Farih, S.Pd.I selaku Sekrataris Umum DPD AGPAII Kampar yang ikut dalam rombongan tersebut.
‘Kunjungan DPD AGPAII Kampar ke Mapolres Kampar sudah dijadwalkan beberapa hari sebelumnya guna untuk penguatan AGPAII sebagai wadah berkumpulnya Guru PAI di Kabupaten Kampar, selain itu kunjungan ini juga penting untuk mencari masukan dalam rangka sinkronisasi program Kerja AGPAII Kampar dalam mendukung program kerja pemerintah daerah, termasuk jajaran polres Kampar sebagai salah satu institusi Forkopimda Kampar dan tentunya semua itu dalam kerangka peran dan fungsi Guru PAI di kabupaten Kampar” demikian disampaikan oleh M. Hendra Yunal, S.Pd.I, M.Si selaku Ketua Umum DPD AGPAII Kampar yg juga Kepala SMAN 1 Bangkinang Kota.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, banyak masukan yang diberikan oleh Bapak Kapolres Kampar kepada AGPAII Kampar, yaitu “Guru PAI harus menjadi Antisipator berkembangnya faham radikalismen dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan Agama Islam di kabupaten Kampar, karena saya juga sudah mendengar desas desus adanya Guru yang melarang siswanya untuk Upacara bendera karena menghormati bendera dianggap haram” kata kapolres Kampar dengan raut wajah yang kecewa
Penanaman karakter siswa itu dilakukan dengan suri tauladan Guru PAI, oleh karena itu guru PAI harus mampu memahami moderasi islam agar tidak cendrung kepada faham yang ekstrim dan radikal dalam menyikapi perbedaan perbedaan dalam hal furu’. Selain itu akan lebih efektif kiranya kalau layanan Bimbingan Konseling itu dipengang dan diperankan oleh Guru PAI.

Dan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya laporan polisi dari wali murid terhadap guru PAI dalam menjalankan tugasnya ketika memberikan reward dan punishment kepada siswa itu bisa diminimalisir apabila sekolah telah membuat kesepakatan tertulis antara sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa, dalam bentuk peraturan bersama ataupun peraturan akademik sekolah. Misalnya Siswa yang bolos hukumannya begini, siswa yang tidak mengerjakan PR hukumannya begini, semua itu bisa diatur dalam kesepakan bersama tsb” demikian masukan dari bapak kapolres dengan panjang lebarnya menggambarkan betapa beliau sangat concern dengan dunia pendidikan.
Bahkan bukan hanya itu, selaku Kapolres beliau sangat faham dengan agama, sehingga dalam lamanya audiensi itu beliau dengan gamblang dan faseh menjelaskan pentingnya konsep tawassuth (Moderat) dengan berbagai dalil dalil al-qur’an dan hadist, sehigga beliau sangat layak untuk dipanggil sebagai Ustadz Kapolres, demikian disampaikan oleh Aldela, S.Ag, M.Pd.I Ketua I DPD AGPAII Kampar.
Di akhir pertemuan bapak kapolres berharap kedepannya agar DPD AGPAII Kampar turut serta dalam program kegiatan yang ditaja oleh Binmas Polres Kampar. Selanjutnya pengurus DPD AGPAII mengucapakn terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Kapolres atas kesediannya memberi saran dan masukan untuk AGPAII Kampar, pertemuan diahiri dengan sesi foto bersama.(***)





















