Bandung Barat – Dua peristiwa besar terjadi sepanjang 2019 di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Cimahi. Satu di antaranya ialah erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Lembang, KBB, Jawa Barat, pada 26 Juli 2019.

Peristiwa ini berdampak pada ditutupnya objek wisata primadona di Bandung Utara ini selama hampir tiga bulan. Pasalnya, letusan-letusan freatik terus terekam dalam seismograf yang tersimpan di Pos Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Detik-detik erupsi pun terekam oleh kamera netizen. Terlihat asap bercampur abu vulkanik membumbung tinggi dengan ketinggian 200 meter di atas puncak kawah.

Ketika itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi mengeluarkan keputusan berdasarkan surat rekomendasi dari Badan Geologi untuk menutup taman wisata alam tersebut selama empat hari. Sementara itu, pengelola diminta menambah rambu keselamatan dan membersihkan abu vulkanik yang bertebaran.

Sempat dibuka, rupanya gunung yang lekat dengan Legenda Sangkuriang ini kembali mengeluarkan energinya pada 1 Agustus 2019. Badan Geologi pun menaikkan status gunung ini dari normal (level I) ke level waspada (level II). Masyarakat pun diminta tak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari pusat kawah.

Masyarakat dan pedagang yang mencari nafkah di area TWA Tangkuban Perahu pun melakukan salat hajat dengan tujuan ‘menenangkan’ gejolak Tangkuban Perahu. Sebab, micro tremor dengan rentang 30-50 mm kerap terekam tiap harinya.

Baru pada 21 Oktober 2019, aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Perahu mulai menurun. Badan Geologi pun menurunkan status gunung menjadi normal kembali. Aktivitas wisata pun kembali berjalan.

Sehari setelah wisata TWA Gunung Tangkuban Perahu dibuka, peristiwa besar lainnya terjadi di Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi tepatnya pada 22 Oktober 2019.

Saat itu, pipa minyak Pertamina Dex meledak akibat terhantam mata bor alat berat untuk pembangunan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dalam insiden ini, seorang pekerja WNA asal Tiongkok yang mengemudikan alat berat tersebut meninggal dunia.

25 unit Damkar gabungan dari Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung dan KBB diturunkan untuk menjinakkan api yang menjalar di atas minyak. Proses pemadaman berjalan alot, karena minyak menyebar ke atas areal sawah warga.
Perlu waktu sekitar tujuh jam untuk menjinakkan api. Hingga akhirnya, petugas menyemprotkan cairan kimia untuk menghentikan amukan si jago merah.

Dari informasi yang dihimpun pihak CREC selaku pelaksana pembangunan berencana mengganti rugi kerusakan yang dialami warga mulai dari sawah yang terkontaminasi hingga mobil yang rusak.

detik.com