Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta agar transisi alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) dipercepat. Arifin berharap, proses ini bisa rampung tahun depan.
“Dengan begitu, akan mempercepat pelaksanaan proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok yang terletak di Provinsi Riau tersebut,” kata Arifin mengutip laman Setkab, Kamis (26/12/2019).
Arifin menjelaskan, proses alih kelola antara kedua belah pihak terus berjalan.
“Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu, sudah. Tiap minggu Chevron sudah lapor. Kemudian kita pertemukan dengan Pertamina,” ujarnya.
Percepatan alih kelola, lanjut Arifin, guna mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola di tahun 2021 nanti. Untuk itu, Arifin juga meminta Pertamina segera menyiapkan dana untuk investasi pengeboran.
“Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan, dari 72 target. Ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan,” ujar Arifin.
Arifin mengaku masih ada beberapa persoalan administrasi dan persoalan penting lainnya antar kedua belah pihak yang bersifat business to business (B to B). Namun, ia kembali mengatakan, mesti diselesaikan tahun depan.
“Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” tambahnya.
Sebagai informasi, awal tahun 2019 ini, produksi Blok Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Tercatat, sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi. Sumber: detik.com