Bangkinang Kota, Auramedia.co – Melihat hasil karya khatat dan khatatah yang bertanding pada babak final cabang khat Al Qur’an MTQ XXXVIII Provinsi Riau, DR. Didin Syirajuddin, Ar.MA meyakini Riau bisa menjadi pusat pengembangan ilmu kaligrafi.
Ketua Dewan Hakim Cabang Khat MTQ XXXVIII Provinsi Riau, DR. Didin Syirajuddin, Ar. MA kepada wartawan (27/11/19) mengatakan, bahwa hasil karya khatat dan khatatah pada babak final kali ini sudah layak mendapatkan tempat untuk bertanding di tingkat nasional jika mereka tidak melakukan kesalahan. hasil karya mereka bagus semua, ungkap Didin.
Lebih lanjut Didin menjelaskan, bahwa perkembangan kaligrafi di Provinsi Riau sangat tinggi. Seluruh khatat dan khatatah yang bertanding semuanya original dari Riau. Tidak ada daerah yang membawa khatat dan khatatah dari luar Riau. Semangat khatat dan khatatah sangat tinggi dan menggebu. Khatat dan khatatah yang tampil sudah mumpuni dan memiliki keahlian standar nasional, ungkap Didin.
Kepada media pimpinan pondok pesantren kaligrafi Al Qur’an Cemka tersebut mengungkapkan, bahwa Provinsi Riau bisa menjadi pusat pengembangan ilmu kaligrafi. Selain di daerahnya sudah banyak pelatihan dan sanggar kaligrafi, Riau juga daerah Serambi Mekkah dan tanah melayu yang identik dengan Islami, ungkap Didin.
Didin juga mengatakan, bahwa ilmu kaligrafi juga merupakan ilmu yang perkembangannya sangat pesat. ilmu khat adalah bagian dalam upaya mengkaji dan memperdalami Al Qur’an. Didin juga menyebut bahwa Al Qur’an memerintahkan kita untuk membaca dan menulis. Tujuan akhir dalam mempelajari dan memperdalami Al Qur’an adalah agar kita cinta kepada Al Qur’an sendiri, ungkap Didin.
Melalui media Didin juga menjelaskan, agar kita bisa mencintai Al Qur’an, maka kita harus melalui beberapa tahapan, diantaranya belajar mengenal (learn to know ), belajar membaca (learn to read), belajar memahami (learn to understand), belajar menagamalkannya (learn to act), dan belajar mencintainya (learn to love), jelas Didin Syirajuddin. (adi jondri)