Dipagi yang cerah terpapar cahaya matahari nan indah

Membuat hati dan kaki melangkah bergairah

Suasana sejuk nyaman dan lantunan yang kurasa

Dihiasi suasana burung yang bersiul dikala itu

Hijaunya negeriku..

Entah kemana hendak kuadukan

Semua terdiam membisu

Tiada lagi suara lengkap kaki yang kudengar

Tiada lagi tampak wajah sangsurya

Tiada lagi terdengar suara burung yang bernyanyi

Semua terdiam.. semua mambisu

Hijaunya negeriku..

Engkaulah  sumber penghidupan bagi semua

Tanpa meminta menuntut balasan

Engkau memberikan tanpa imbalan…

Hijaunya negeriku..

Kini engkau gersang bak padang pasir

Engkau tampak sudah tua dan lusuh

Dan engkau tetap tegap tanpa ada bantuan dari siapapun

Hijaunya negeriku

Tidak ada satu orangpun yang peduli akan nasibmu

Engkau dibiarkan , dan menjadi musuh bagi mereka

Engkau di tebang, engkau dimusnahkan dan engkau dibakar tanpa ada penasaran

Hijaunya negeriku..

Entah siapa yang harus disalahkan

Entah siapa yang harus dihadangi

Semua sudah terjadi  .. semua sudah berlaku

Hijaunya negeriku..

Karena kami merupakan apa yang engkau rasakan

Hijaunya negeriku

Gersang diselimuti kabut asap.

Penulis : Jhon Ilyas (Anggota Komunitas Pegiat Literasi Kampar)