Asap Alat Pengingat Dosa

0
937

Pagi itu, kabut asap menemani Dora menyantap sarapan pagi di salah satu penginapan di Kota Siak. Sebuah Kota yang kaya dengan sejarah dan budaya masa lalu.
Nasi Goreng masakan lezat yang diracik oleh seorang koki terkemuka di Kota Siak membuktikan kota indah dan bersih tersebut kaya dengan wisata kulinernya.
Sembari menikmati sepiring nasi goreng khas Siak, terlintas dalam pikiran Dora tentang kondisi daerah yang dihadapi oleh masyarakar Riau saat itu.

Kabut Asap yang sudah melanda Riau Semenjak sebulan yang lalu, hari itu berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan menakutkan. Sudah ribuan masyarakat Riau mengindap penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama kabut asap berhasil menguasai suhu udara yang akhirnya berada dalam kondisi yang membahayakan untuk dikosumsi manusia.

Seusai menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh manis hangat, Dora bergegas pulang ke kampungnya di Salo Kabupaten Kampar yang juga merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau.

Dora seorang gadis kecil yang masih duduk di Bangku sekolah tingkat Menengah Pertama di salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Kampar sudah dua hari berada di Kabupaten Siak . Kehadiran Dora di Kabupaten Siak adalah untuk mengikuti kegiatan Jambore Pustaka yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan Siak yang terletak tidak jauh dengan Istana Siak Sultan Syarif Kasim yang menjadi salah satu icon wisata tanah melayu Provinsi Riau.

Dalam perjalanan pulang menuju Kota Bangkinang Kota beriman bersama keluarga nya, Dora yang duduk ditepi kursi belakang supir terus memandang dahsyatnya asap menyerang manusia yang membutuhkan hirupan udara segar nan asri. Selain manusia, Dora juga melihat layunya daun tanaman yang berada di sepanjang jalan menuju pulang ke kota tempat tinggalnya. Tanaman dan tumbuhan yang layu tersebut seakan tak berdaya menghadapi dahsyatnya serangan asap yang sudah sampai pada suhu dan kondisi jelek yang membahayakan untuk dikosumsi oleh yang membutuhkan udara segar.

Hampir pada setiap simpang yang ramai penduduk, terlihat sekelompok manusia dan komunitas masyarakat yang membagikan masker kepada pengguna jalan. Selain pemerintah, perusahaan, Ormas bahkan polisi sebagai pengaman dan petugas di jalan rayapun ikut membagikan masker secara gratis kepada masyarakat.

Sudah ratusan ribu masker bahkan berjuta masker dibagikan secara gratis kepada masyarakat Riau. Namun, pasien terkena penyakit ISPA selama kabut asap menyerang terus bertambah. Mungkin tidak berapa lama lagi rumah sakit dan Puskesmas akan angkat bendera karena tidak mampu lagi menampung meledaknya jumlah pasien terserang penyakit ISPA akibat asap uang tidak kunjung hilang.

Akibat besarnya pengaruh negatif asap terhadap kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kampar bersama tokoh agama dan masyarakat tempat Dora tinggal melaksanakan sholat Istisqo (sholat minta hujan). namun, hujan lebat yang diharapkan masyarakat juga tidak kunjung turun.
Sesekali terlintas dalam pikiran Dora, kenapa Allah SWT yang maha memiliki kekuatan dan bijaksana dalam menentukan takdirnya tidak menurunkan hujan seperti do’a yang dipanjatkan oleh pemerintahnya dan masyarakat yang ikut melakukan sholat minta turun hujan pada waktu itu. Apakah kekuatan do’a sudah tidak berfungsi lagi untuk berharap dan memohon kepada sang pemilik takdir yang maha pemberi kekuatan dan kesehatan kepada hamba yang diciptakannya. Ataukah Allah mengetahui bagaimana hati dan pikiran pejabat dan masyarakatnya yang sudah tidak lagi berada pada jalan kebenaran dan tidak dilandasi dengan keimanan sesuai dengan syariat agama yang digambarkan oleh Alqur’an dan hadist. Apakah Allah ingin memberikan azab kepada penghuni negeri sebagai bagian dari evaluasi diri terhadap kesalahan dan seluruh dosa yang telah diperbuat.

Di tengah kegundahan dan kegelisahannya, Dora mendatangi seorang guru agama yang ada di kampungnya. Seorang guru agama dan ustadz yang terkenal dengan kesederhanaan tinggal di sebuah gubuk tua di sudut kampungnya.

Assalamualaikum, Assalamualaikum…himbau Dora sembari mengetuk pintu gubuk tua tersebut.
Waalikum salam, jawab kakek tua dari dalam gubuk sembari membuka pintu gubuk yang sudah kelihatan rusak karena dimakan usia.
Silahkan masuk, ajak Al ustadz tua kepada Dora yang datang dengan berbagai kegelisahannya.
Dora dan Alustadz tersebut duduk dan berdiskusi di atas tikar yang sudah terbentang di ruang tamu yang sederhana tersebut.
Al ustadz : Apa kabar dan apa yang bisa dibantu ananda terbaik?
Dora : Begini ustadz, saya mau bertanya, saat ini kita sedang dilanda oleh asap yang sudah menyesakkan dada ini. Sudah ratusan ribu bahkan mungkin sudah jutaan masker yang dibagikan kepada masyarakat, petugas juga sudah berupaya memadamkan api dan mendinginkan titik asap yang ada, bahkan pemerintah kitapun sudah melaksanakan sholat istisqo
untuk meminta turunnya hujan lebat agar asap ini bisa hilang, tetapi hujan juga tidak turun, kira-kira apa masalahnya dan solusi apa yang bisa kita perbuat dalam menghadapi hal ini ustadz?,,

Al ustadz : Sambil menghela nafas, begini ananda, semua kita harus yakin, bahwa setiap takdir dan kejadian yang diturunkan Allah Azza Wajallah ada hikmahnya. Semua kita harus mampu berpemikiran positif terhadap kejadian yang ada. Semua kita harus bisa menyikapinya secara arif dan bijaksana dalam setiap apa saja yang ditentukan Allah. Persoalan asap adalah persoalan kecil bagi Allah untuk menghilanglannya. Mematikan api yang sudah menghabiskan biaya besar oleh kita, bagi Allah hanya perkarah yang sangat mudah. Bisa jadi Allah belum menurunkan hujan yang bisa madamkan api dan menghilangkan asap ini adalah agar semua kita mau berpikir tentang kekuasaan dan kebesaran Allah azza Wajalah, bisa jadi Allah juga mengingin semua kita mengevaluasi diri terhadap kesalahan dan dosa apa yang telah kita lakukan, bisa jadi Allah menginginkan para pejabat kita berpikir dan mengevaluasi diri tentang kebijakan apa yang telah diperbuatnya dan seperti apa mereka melaksanakan kewenangannya?, bisa jadi Allah menginginkan perusahaan yang ada bisa berpikir tentang tata cara dan kepatuhan mereka terhadap aturan dalam menjalankan operasional perusahaannya, dan bisa jadi Allah ingin menyadarkan seluruh hambanya agar selalu mengevaluasi diri dan mengingat dosa apa yang telah dilaksanakannya?,,,
Dora: Sambil terperangah, Jadi, solusi apa yang harus kita lakukan ustadz?,
Al ustadz: Solusinya mudah, Semua kita mesti bertobat dari kerakahan hidup di atas dunia ini. Semua kita harus sadar dan yakin, bahwa hidup ini tidak terlepas dari Ketentuan Allah Azza Wajalah. Setelah kita semua menyadari dan berupaya membersihkan diri, barulah kita berusaha sembari berdo’a secara ikhlas dan jujur untuk mematikan api dan menghilangkan asap ini…
Mendengar jawaban yang singkat dan penuh makna tersebut Dorapun termenung…
Malam terus hening dengan kesunyian dan suara binatang yang merdupun mengiringi pertemuan Al ustadz dan Dora di dalam gubuk tua di tepi kampung tersebut.
Karena malam sudah larut, Dorapun meminta izin untuk pukang kerumahnya.
Setelah mendegar dan mendapatkan jawaban dari Al ustadz yang penuh dengan kesederhanaan tersebut, Dora mulai terasa tenang dan bahagia.
Dora memulai dari dirinya sendiri untuk segera bertobat dan mengevaluasi dirinya sembari mengingat dosa yang telah diperbuatnya selama hidup di atas dunia ini. Dora bertekad dan berniat akan meninggalkan seluruh sikap dan perilakukanya yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakatnya sebagaimana tuntunan yang ada dalam ajaran agamanya.
Dora juga berharap semua saudara-saudaranya aebagai pwnghuni negeri itu bisa melakukan hal yang sama dengan dirinya. Dora juga berharap kepada seluruh pejabat negeri ini bisa melakukan evaluasi diri agar selalu berada pada jalan kebenaran. Dora berharap agar semuanya dapat menyikapi persoalan asap secara arif dan bijaksana. Dora berharap tidak adalagi saudara dan masyarakatnya tidak saling tuding dan saling menyalahkan. Dora berharap Pemerintah, perusahaan dan masyarakat saling bahu-membahu dan saling bekerjasama sembari berdo’a dan meohon kepada Sang Ilahi dengan hati yang auci untuk bisa memadamkan api dan menghilangkan asap. “Semoga Asap Mampu Menjadi Senjata Pengingat Dosa”, Harap Dora yang tertanam dalam pikiran dan jiwanya.

Ditulis Oleh : Adi Jondri Putra (Penggiat Litetasi Kampar)